Archive for November, 2016

Kemrungsung

Kemrungsung diambil dari frasa bahasa jawa yang artinya kondisi kejiwaan yang terdiri dari banyak rasa jadi satu yang dialami oleh seseorang. Bisa dibilang rasa kemrungsung ibarat permen nano nano, manis asam asin jadi satu rasanya. Dalam bahasa Inggris bisa disamakan dengan mixed feelings. Rasa kemrungsung itu yang saya rasakan kemarin. Rasa kemrungsung tiba-tiba hadir pada diri ini tanpa memberi kabar. Dimulai dari pagi sejak berada di sekolah. Ada kabar dari teknisi saya bahwa terjadi masalah pada saat sinkron data dengan pusat data, padahal waktu sinkron hanya dibatasi sampai dengan jam 9 pagi. Saya coba menenangkan diri untuk tidak panik.Sebenarnya tugas sinkron data bukan tugas saya. Namun, karena instruksi dari Bapak Kepala, semua yang terkait dengan sinkron data diserahkan semuanya kepada saya. Saya menginstruksikan kepada teknisi untuk terus mencoba. Setelah waktu pengawasan selesai, saya pun menemui teknisi langsung tentang hasil sinkron. Waladalah, apa yang saya pikirkan terjadi juga.  Sampai batas waktu sinkron data, yakni pukul 9 pagi, ternyata terjadi kesalahan saat menghubungi server. Saya pergi menyendiri agar tidak terbawa suasana panas. Saya hubungi pusat data dan alhamdulillah bisa diperpanjang waktu sinkronnya. Si teknisi mencoba kembali dan alhamdulillah berhasil. Semua data dapat disinkronkan sebelum digunakan esok hari. 

Saya pun punya kewajiban mengajari tim saya guna menjalankan aplikasi khusus. Bukan karena saya lebih jago, namun karena keesokan harinya saya ada acara keluarga. So, mereka nantinya yang akan menggantikan tugas saya. Waktu terus berjalan, detik demi detik, hingga tak terasa sudah menunjukkan pukul 3 sore. Itu artinya saya harus memberikan perkuliahan kepada mahasiswa. Kemrungsung kembali datang, dimana komdisi belum makan, belum sholat, belum persiapan campur jadi satu. Aargh, saya biarkan diri ini tenang sejenak, kemudian makan. Tak lupa sujud kepada Sang Kholik  dan meminta kekuatan agar dapat menyelesaikan tugas dan amanah yang diberikan.

Perkuliahan berlangsung singkat. Sampainya dirumah menunjukkan pukul 5 sore, dan ada acara keluarga keesokkan harinya dimana acara berlangsung pukul 7 pagi. Diri ini mencoba mempersiapkan bekal dan mental untuk berangkat ba’da maghrib. Namun, tubuh mungil ini tak bisa diajak “ngoyo”. Akhirnya diputuskan bahwa berangkat pukul 3 pagi esok dengan istirahat maksimal jam 9 malam. Tak lupa makan malam bersama keluarga, minum susu dan membaca do’a sebelum tidur. Intinya, ketika mengalami rasa kemrungsung, jangan langsung bertindak gegabah, biarkan diri tenang, tarik napas dalam2 (jangan sedalam lautan), konsentrasi, minta petunjuk kepada Sang Kholik dan pastikan keputusan yang diambil tidak membuat diri bekerja ekstra ngoyo tanpa peduli dengan anggota tubuh Anda.

Read Full Post »

Beberapa pesan untuk diri sendiri dan kaum guru diseluruh dunia. Pesan ini disampaikan dengan mengibaratkan minuman ‘KOPI’ yang terdiri dari 3 unsur,
Kopi
Gula
Rasa

Kopi  adalah Orang tua
Gula adalah Guru
Rasa  adalah siswa

Jika kopi terlalu pahit
Siapa yang salah?

Gula lah yang disalahkan karena terlalu sedikit,
hingga “rasa” kopi menjadi pahit!!!

Jika kopi terlalu manis
Siapa yg disalahkan?

Gula pula yang disalahkan karena terlalu banyak,
hingga “Rasa” kopi menjadi manis!!!

Jika takaran kopi dan gula seimbang, sehingga rasa yang tercecap menjadi nikmat,
Siapa yg di puji…???

Tentu semua akan berkata:
Kopinya mantaaap……………..!!!!!

Kemana gula???
Dimana gula???
yang mempunyai andil membuat “rasa” kopi menjadi mantaaap!!!

Itulah guru yang ketika “rasa” terlalu manis maka dia akan dipersalahkan!!!
Itulah guru yang ketika “rasa” terlalu pahit maka dia pula yang akan dipojokkan!!!

Tetapi,
Ketika “rasa” mantap,
Ketika siswa berprestasi,
Maka orang tua lah yang akan menepuk dadanya:
“Anak siapa dulu”

Mari Ikhlas seperti Gula yang larut tak terlihat tapi sangat bermakna.
Gula PASIR memberi RASA MANIS pada KOPI, tapi orang MENYEBUTnya KOPI MANIS… bukan KOPI GULA…
Gula PASIR memberi RASA MANIS pada TEH, tapi orang MENYEBUTnya TEH MANIS… bukan TEH GULA…
ORANG menyebut ROTI MANIS… bukan ROTI GULA…
ORANG menyebut SYRUP Pandan, Syrup APEL, Syrup JAMBU….
padahal BAHAN DASARnya GULA….

Tapi GULA tetap IKHLAS LARUT dalam memberi RASA MANIS…
Akan tetapi apabila berhubungan dengan penyakit, barulah GULA disebut.. PENYAKIT GULA

Begitulah HIDUP….
Kadang KEBAIKAN yang Kita TANAM tak pernah disebut Orang,
Tapi sedikit saja khilaf salah dilakukannya, maka akan dibesar-besarkan!!!

IKHLAS lah seperti GULA…
LARUT lah seperti GULA…

Tetap SEMANGAT memberi KEBAIKAN…!!!!
Tetap SEMANGAT menyebar KEBAIKAN..!!!

Karena KEBAIKAN tidak UNTUK DISEBUT…*
Tapi untuk *DIRASAKAN*

Maaf bukan bermaksud menggurui, hanya sekedar mengajak berbagi.

SELAMAT HARI GURU.
BANGGA MENJADI GURU.

Read Full Post »

Bukan diri ini tak mau berbagi. Bukan diri ini tak mau mengajari. Bukan pula diri ini menutup diri. Diri ini lelah, diri ini haus, diri ini lapar, diri ini marah, diri ini dibawah tekanan. Diri ini butuh ketenangan. Diri ini butuh kenyamanan. Diri ini butuh santunan. Diri ini butuh perhatian.

Maaf, beribu-ribu maaf ini mungkin tak bisa mengobati rasa kecewa, rasa benci, rasa marah, dan rasa-rasa lain yang dialami murid karena seorang guru. Diri ini tak sanggup membendung hal yang mengganggu ruang kepala yang mungil ini. Meski murid masih semangat dalam menuntut ilmu, namun status guru yang tergantung pada tubuh ini tak sepenuhnya tegak berdiri. 3 murid berbakat nan cerdas dengan jelas mendekati sang guru dengan pikiran ngalor ngidul meminta pencerahan.

Sang guru yang notabenya juga butuh ketenangan dan pencerahan dari Sang Pencipta, juga tak mampu memberikan pencerahan kepada si murid. Hingga si guru mengajaknya untuk sama-sama mencari petunjuk dari Sang Kholik. Setelah sama-sama selesai sujud kepada Sang Kholik, si murid juga belum mendapat pencerahan, bahkan gurunya tak memberikan jawaban apapun kepada si murid.

Si guru juga manusia yang butuh istirahat dan menyantuni dirinya sendiri. Dan si murid juga sama dengan gurunya, yakni manusia yang butuh istirahat dan menyantuni dirinya sendiri. Dengan bahasa kiasan sang guru menyampaikan kepada murid bahwa dirinya juga belum menemukan apa yang diinginkan oleh murid. Banyak pesan yang sebetulnya ingin disampaikan kepada muridnya namun tak bisa disampaikan dengan lisan. Sang guru menginginkan muridnya belajar dari pengalaman diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar.

Read Full Post »

Sahabat

Sahabat itu mereka yang kenal dengan kita, tahu kelebihan kita dan pandai menutupi kekurangan kita, serta berusaha membantu ketika kita mengalami musibah. Alhamdulillah atas sahabat yang telah diberikan kepadaku dan senantiasa mau berjuang bersamaku. Agenda hari ini bisa dibilang padat merayap seperti hewan melata. Mulai dari bimbingan wali kelas untuk siswa luar biasa, potong rambut yang gagal karena waktu yang terbatas, ulangan praktek yang memakan banyak waktu, hingga teori di kelas hingga 4 jam pelajaran. Tetap selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Sang Pencipta dan semangat menunaikan tugas negara.

Setelah selesai dengan aktivitas di sekolahan, lanjut dengan membantu sahabat dalam mendapatkan jodoh. Seorang sahabat (dosen) meminta bantuan untuk dicarikan calon jodohnya yang mungkin salah satu mahasiswa saya. Aneh, saya juga belum dapat jodoh namun suruh membantu mencarikan jodoh. Karena sudah sangat lama kenal dengannya, saya meng-iya-kan permintaannya. Saya pilihkan beberapa mahasiswa yang sesuai dengan kriteria dia. Kemudian saya pun kontak mahasiswa yang sesuai dengan pilihannya dan mengajaknya bertemu dengannya. 

Keadaan berkehendak lain, tiba-tiba sahabat telepon saya, tidak bisa hadir dan bertemu dengan mahasiswa saya. Akhirnya ya mau tidak mau saya telepon mahasiswa saya dan menyampaikan apa adanya. Mahasiswa saya takut karena dikira ada permasalahan dengan urusan kuliahnya. Saya menanyakan tentang calonnya, dan dia menjawab punya namun saya tidak percaya 100 persen. Saya pun menanyakan siapa, dimana dan apa pekerjaan calonnya. Dia lama menjawab dan sepertinya malu untuk mengatakannya. Saya pun memberikan masukkan tentang rekan saya tersebut. Dia pun memberikan alasan jika dia masih kuliah dan belum selesai. Saya seperti menanyakan untuk diri saya sendiri, padahal ini untuk teman saya. Karena juga belum kenal, akhirnya tak suruh untuk mencari tahu tentang sahabat saya tersebut dan menyampaikan kepadanya bahwa suatu saat sahabat saya ingin bertemu dengannya.

Lanjut setelah jadi mak comblang, muyen ke sahabat saya di daerah kertek. Setelah selesai, kembali ke sekolah kemudian niatan mau ziarah sebentar ke makam Almaghfurlah Syeikh simbah KH. Muntaha Al-Hafidz, namun waktu sudah menunjukan waktu untuk mengisi perkuliahan. Capek dan lelah dengan serangkaian aktivitas yang ada, namun masih tersisa energi untuk memberikan perkuliahan. Materi yang saya sampaikan terkait dengan penyelesaian instalasi dan konfigurasi mail server. Mahasiswa dituntut untuk bisa menginstall dan konfigurasi mail server. Namun, sampai waktu berakhirnya perkuliahan, belum ada satu pun kelompok yang dapat menyelesaikan. Memang disini saya bersikap cuek dengan kondisi musyawarah di ruang kelas yang tidak kondusif. Banyak mahasiswa yang tidak mudeng, mengobrol ngalor ngidul dan tidak mencari penyelesaian masalahnya melalui diskusi. 

Badan sudah mulai tidak karuan, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri perkuliahan dan istirahat sebentar dan mengembalikan sandal ke lab komputer sembari menunggu adzan maghrib. Ba’da maghrib konfirmasi sahabat terdekat buat menemani makan malam. Setelah selesai makan malam, lanjut perjalanan pulang. Sampai di rumah baru sadar jika ada barang bawaan yang tertinggal di lab. Saya pun telepon sahabat saya untuk menyimpan barang berharga saya tersebut.

Senangnya memiliki sahabat yang dapat mengerti kita. Tak lupa untuk tim kambing yang telah repost moment 5 tahun silam tentang pertolongan Allah SWT saat diri kita tak sanggup melakukannya.

Read Full Post »

Maaf

Kata “maaf” merupakan kata yang terucap ketika semua hasil akhir tidak sesuai dengan keinginan/kehendak orang lain. Kata “maaf” juga merupakan permohonan ampun dari orang lain kepada seseorang untuk tidak terus menyalahkan/membahas terus-menerus kesalahan seseorang. Kata “maaf” juga digunakan untuk sedikit mengobati rasa kecewa orang lain dan berharap orang lain akan menerima keputusan/hasil yang didapat.

Maaf ini ku sampaikan untukmu  fs
Maaf ini ku sampaikan untukku
Maaf ini ku sampaikan untuk keluargaku
Maaf ini ku sampaikan untuk guruku
Maaf ini ku sampaikan untuk temanku
Maaf ini ku sampaikan untuk penggemarku
Maaf ini ku sampaikan untuk pembeciku

Maafku ini kusampaikan untuk orang-orang yang pernah berjumpa, berkenalan, berjabat tangan, bercerita, berkumpul dan bercanda bersama.

Read Full Post »

Older Posts »